KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji dan syukur dengan tulus dipanjatkan ke hadirat Alloh Swt. Karena berkat
taufik dan hidayah-Nya.Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah untuk
junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw. Beserta keluarga dan sahabatnya hingga
akhir zaman, dengan diiringi upaya meneladani akhlaknya yang mulia.
Alhamdulillah sekali kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Dasar Komunikasi dan Komunikasi
Keperawatan ini dengan lancar, penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas Kemuhammadiyahan. Makalah ini ditulis dari hasil yang
diperoleh dari buku dan media masa yang berhubungan dengan judul makalah ini.
Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru yang telah memberi
kesempatan kepada kami untuk belajar menulis dalam bentuk Makalah ini, tidak
lupa pula kepada rekan-rekan yang telah memberi dukungan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami sangat menyadari bahwa makalah kami
masih terdapat kekurangan, maka kami harapkan kritik dan saran yang membangun
untuk kedepannya. Dan mudah-mudahan upaya ini senantiasa mendapat bimbingan dan
ridha Alloh Swt. Amin Yaa Rabbal Alamin.
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL....................................................................................... i
KATA
PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR
ISI................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1.
Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah...................................................................................... 1
1.3.
Manfaat Penulisan..................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................ 3
2.1.
Komunikasi Dalam Keperawatan.............................................................. 3
2.2.
Pengkajian dalam Keperawatan................................................................ 3
2.3.
Giagnosa Keperawatan.............................................................................. 5
2.4.
Rencana Keperawatan............................................................................... 6
2.5.
Tindakan Keperawatan.............................................................................. 7
2.6.
Evaluasi..................................................................................................... 9
BAB
III PENUTUP......................................................................................... 10
3.1.
Kesimpulan................................................................................................ 10
3.2.
Saran.......................................................................................................... 11
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................... 12
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Semua individu mempunyai kebutuhan
dasar untuk menjalin hubungan dengan orang lain dalam menjalani hidupnya.
Komunikasi merupakan upaya individu dalam menjaga dan mempertahankan individu
untuk tetap berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi seseorang adalah suatu
proses yang melibatkan perilaku dan interaksi antar individu dalam berhubungan
dengan orang lain.
Pada profesi keperawatan komunikasi
menjadi sangat penting karena komunikasi merupakan alat dalam melaksanakan
proses keperawatan. Dalam asuhan keperawatan, komunikasi ditujukan untuk
mengubah perilaku klien dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Sebagai
ilmu komunikasi, individu diposisikan untuk menentukan potensi diri dalam
melakukan komunikasi yang efektif. Untuk dapat melakukannya, individu tentu
saja harus memiliki pemahaman dasar akan proses komunikasi dan bagaimana teori
komunikasi berfungsi dalam hidup individu.
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang menjadi
pembahasan makalah ini adalah :
1.2.1
Apa pengertian komunikasi dalam
proses keperawatan ?
1.2.2
Apa yang dimaksud dengan pengkajian
dalam tahap proses keperawatan?
1.2.3
Apa yang dimaksud dengan diagnosa
keperawatan dalam tahap proses keperawaatan?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan perencanaan
dalam tahap proses keperawatan?
1.2.5
Apa yang dimaksud dengan
implementasi atau pelaksanaan dalam tahap proses keperawatan?
1.2.6
Apa yang dimaksud dengan evaluasi
dalam tahap proses keperawatan?
1.3 Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan agar
:
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian
komunikasi dalam proses keperawatan.
1.3.2 siswa dapat manambah pengetahuan
tentang cara berkomunikasi yang baik dalam proses keperawatan yang baik.
1.3.3 siswa dapat mengetahui tahap – tahap
proses keperawatan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Komunikasi Dalam Keperawatan
Komunikasi
adalah suatu yang sangat penting dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Seorang
perawat tidak akan dapat melaksanakan tahapan – tahapan proses keperawatan
dengan baik bila tidak terjalin komunikasi yang baik antara perawat dengan
klien, perawat dengan keluarga atau orang yang berpengaruh bagi klien, dan
perawat dengan tenaga kesehatan lainnya
Proses
keperawatan adalah metode sistematik dimana secara langsung perawat bersama
klien mengidentifikasi dan menentukan masalah, merencanakan dan melaksanakan
tindakan, serta mengevaluasi keberhasilan tindakan yang dilakukan kepada klien.
Kemampuan komunikasi yang baik dari
perawat merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam melaksanakan proses
keperawatan yang meliputi : Tahap pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
2.2
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal
dalam proses keperawatan. Pengkajian dilakukan oleh perawat dalam rangka
pengumpulan data klien. Data klien diperoleh melalui wawancara (anamnesa),
pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik (laboratorium,foto, dan sebagainya),
informasi atau catatan dari tenaga kesehatan lain, dan dari keluarga klien.
Kemampuan komunikasi sangat
mempengaruhi kelengkapan data klien. Untuk itu selain perlunya meningkatkan
kemampuan komunikasi bagi perawat, kemampuan komunikasi klien juga perlu
ditingkatkan. Perawat perlu mengetahui hambatan, kelemahan dan gaya klien dalam
berkomunikasi. Perawat perlu memperhatikan budaya yang mempengaruhi kapan dan
dimana komunikasi dilakukan, penggunaan bahasa, usia dan perkembangan klien.
Banyak hal yang dapat menjadi
hambatan klien untuk mengirim atau memberikan informasi, menerima, dan memahami
pesan yang diterima klien. Hambatan klien dalam berkomunikasi yang harus
diperhatikan oleh perawat antara lain:
2.2.1
Language deficits
Perawat perlu menentukan bahasa yang
dipahami oleh klien dalam berkomunikasi karena penguasaan bahasa akan sangat
mempengaruhi persepsi dan interpretasi klien dalam menerima pesan secara
adekuat’
2.2.2
Sensory deficits
Kemampuan mendengar, melihat, merasa
dan membau merupakan faktor penting dalam komunikasi, sebab pesan komunikasi
akan dapat diterima dengan baik apabila kemampuan sensori klien berfungsi
dengan baik. Untuk klien yang mengalami kelemahan mendengar, maka ada tahapan
yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian, yaitu mencari kepastian
medik yang mengindikasikan adanya kelemahan mendengar, memperhatikan apakah
klien menggunakan alat bantu dengar yang masih berfungsi, memperhatikan apakah
klien mampu melihat muka dan bibir kita saat berbicara, dan memperhatikan
apakah klien mampu menggunakan tangannya sebagai bebtuk komunikasi nonverbal.
2.2.3
Cognitive impairrnents
Adalah suatu kerusakan yang
melemahakan fungsi kognitif (misalnya pada klien CVA, Alzheimer`s, tumor otak)
dpat mempengaruhi kemampuan klien dalam menggungkapkan dan memahami bahasa.
Dalam mengkaji pada klien yang mengalami gangguan kognitif ini, perawat dapat
menilai apakah klien merespon (baik respon verbal maupun nonverbal) ketika
ditanya ?. Apakah klien dapat mengucapkan kata atau kalimat dengan benar?.
Apakah klien dapat mengingat dengan baik ? dan sebagai.
2.2.4
Structural deficits
Adanya gangguan pada struktur tubuh
terutana pada struktur yang berhubungan langsung dengan tenpat keluernya suara,
misalnya mulut dan hidung akan dapat mempengaruhi terjadinya komunikasi.
2.2.5
Paralysis
Kelemahan yang terjadi pada klien
terutama pada ekstremitas atas akan menghambat kemampuan komunikasi klien
baik melalui lisan maupun tulisan. Perawat perlu memperhatikan apakah ada
kemampuan nonverbal klien yang bisa ditunjukkan alam rangka memberikan
informasi kepada perawat.
2.3 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan dirumuskan
berdasarkan data-data yang didapatkan dalam tahap pengkajian. Perumusan
diagnosa keperawatan merupakan hasil penilaian perawat dengan melibatkan klien,
keluarga klien, dan tenaga kesehatan lainnya tentang masalah yang dialami
klien. Proses penentuan masalah klien dengan melibatkan beberapa pihak tersebut
adalah upaya untuk menvalidasi, memperkuat dan menentukan prioritas masalah
klien engan benar. Penentuan diagnosis tanpa mengkomunikasikan kepada klien
apat berakibat salahnya penilaian perawat terhadap masalah yang dialami klien.
Sikap perawat yang komunikatif dan sikap klien yang kooperatif merupakan faktor
penting dalam penetapan diagnosa keperawatan yang tepat. Kemampuan
komunikasi disini juga diperlukan dalam menulis analisis data yang didapat
dari pengkajian serta mendiskusikannya masalah yang ditemukan baik kepada
klien, keluarga maupun kepada sesama perawat.
2.4 Rencana keperawatan
Dalam mengembangkan rencan tindakan
keperawatan kepada klien, interaksi dan komunikasi dengan klien sangatlah
penting untuk menentukan pilihan rencana keperawatan yang akan dilakukan.
Misalnya, sebelum perawat memberikan diet makanan bagi klien, perawat perlu
mengetahui makanan pilihan, yang di sukai, atau yang alergi bagi klien sehingga
tindakan yang dilakukan menjadi efektif. Rencana tindakan yang dibuat perawat
merupakan media komunikasi antar petugas kesehatan sehingga perencanaan yang di
susun perawat dinas pagi dapat di evaluasi atau di lanjutkan oleh perawat dinas
sore dan seterusnya model komunikasi ini memungkinkan pelayanan keperawatan
dapat dilaksanakan secara berkesinambungan, terukur dan efektif.
Pada tahap perencanaan ini, perawat harus menentukan prioritas masalah yang
harus diselesaikan, merumuskan tujuan tindakan dan kriteria hasil (kriteria
evaluasi). Rencana tindakan dibuat untuk mengatasu etiologi atau penyebab
terjadinya masalah. Penentuan etiologi atau penyebab dari masalah klien
memerlukan kecermatan dan pengetahuan yang lebih agar acuan dalam membuat
rencana tindakan sesuai dengan sasaran. Kegagalan dalam menentukan etiologi
dengan tepat akan berpengaruh terhadap rumusan tujuan tindakan keperawatan dan
mengganggu keberhasilan tindakan.
2.5 Tindakan keperawatan/implementasi
Tahap pelaksanaan merupakan
realisasi dari perencanaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Selama aktivitas
pada tahap ini menuntut perawat untuk terampil dalam berkomunikasi dengan
klien. Umumnya ada 2 kategori aktivitas perawat dalam berkomunikasi, yaitu saat
mendekati klien untuk membantu memnuhi kebutuhan fisik klien dan ketika klien
mengalami masalah psikologis.
Tindakan komunikasi pada saat
menghampiri klien :
2.5.1 Menunjukkan muka yang jujur dengan
klien. Hal ini penting agar tercipta suasana saling percaya saat berkomunikasi.
2.5.2 Mempertahankan kontak mata dengan
baik. Kesungguhan dan perhatian perawat dapat dilihat dari kontak mata saat
berkomunikasi dengan klien.
2.5.3 Fokus kepada klien. Agar komunikasi
dapat terarah dan mencapai tujuan yang diinginkan dalam melaksanakan tindakan
keperawatan.
2.5.4 Mempertahankan postur yang terbuka.
Sikap terbuka dari perawat dapat menumbuhkan keberanian dan kepercayaan klien
dalam mengikuti tindakan keperawatan yang dilaksanakan.
2.5.5 Aktif mendengarkan eksplorasi
perasaan klien sebagai bentuk perhatian, menghargai dan menghormati
klien.crouch (2002) mengingatkan bahwa manusia mempunyai dua telinga dan satu
mulut. Dalam berkomunikasi dia menyarankan agar tindakan komunikasi
dilaksanakan dengan perbandingan 2:1, lebih banyak mendengar daripada bicara.
Sikap ini akan mengingatkan kepercayaan klien kepada perawat.
2.5.6
Relatif rilek saat bersama
klien. Sikap terlalu tegang atau terlalu santai juga tidak membawa pengaruh
yang baik dalam hubungan perawat - klien.
Pada tahap ini petugas kesehatan
(perawat, bidan dll) juga harus meningkatkan kemampuan non verbalnya dengan
“SOLER” yang merupakan kependekatan dari :
· S – Sit (duduk) menghadap
klien.postur ini memberi kesan bahwa perawat ada disana untuk mendengarkan dan
tertarik dengan apa yang sedang dikatakan klien.
· O – Observe (mengamati) suatu postur
terbuka (yaitu menahan tangan dan lengan tidak menyilang). Postur ini
menyatakan perawat “terbuka” terhadap apa yang dikatakan klien. Suatu posisi
yang “tertutup” dapat menghambat klien untuk menyampaikan perasaannya.
· L – Lean (mencondong kearah klien).
Postur ini menyampaikan bahwa perawat terlibat dan tertarik pada interaksi yang
sedang dilaksanakan.
· E – Establish (melakukan dan menjaga
kontak mata). Perilaku ini menyampaikan keterlibatan perawat dan kesediaan
untuk mendengarkan apa yang klien sedang katakana. Ketidakhadiran kontak mata
atau pergeseran mata member pesan bahwa perawat tidaklah tertarik akan
apa yang dikatakan klien.
· R – Relax. Rileks adalah penting
untuk mengkomunikasikan suatu perasaan atau kondisi yang nyaman dan harmonis
dalam berkomunikasi dengan klien. Kegelisahan mengkomunikasikan adanyasuatu
masalah yang dapat menimbulkan multi tafsir.
2.6
Evaluasi
Komunikasi antara perawat dan klien
pada tahap ini adalah untuk mengevaluasi apakah tindakan yang telah dilakukan
perawat atau tenaga kesehatan lain membawa pengaruh atau hasil yang positif
bagi klien, sebagaimana kriteria hasil yang telah ditentukan pada tahap
sebelumnya. Evaluasi yang dilaksanakan meliputi aspek kognitif, sikap dan
ketrampilan yang dapat diungkapkan klien secara verbal maupun nonverbal. Pada
tahap ini juga memberi kesempatan bagi perawat untuk melihat kembali tentang
efektifitas rencana tindakan yang telah dilakukan.
Semua tahapan proses keperawatan
tersebut diatas membutuhkan kemampuan komunikasi yang adekuat. Komunikasi
merupakan kegiatan mengumpulkan, memadukan, menyamakan, dan menyalurkan
informasi dalam pelayanan kesehatan.
BAB
3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Jadi dapat
disimpulkan kemampuan komunikasi yang baik dari perawat dalam proses
keperawatan merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam melaksanakan proses
keperawatan yang meliputi : tahap pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
Proses
keperawatan adalah metode sistematik dimana secara langsung perawat bersama
klien mengidentifikasi dan menentukan masalah, merencanakan dan melaksanakan
tindakan, serta mengevaluasi keberhasilan tindakan yang dilakukan kepada klien.
Adapun
tahap proses keperawatan yaitu :
3.1.1 Pengkajian
Merupakan
tahap awal dalam proses keperawatan.
3.1.2 Diagnosa keperawatan
Dirumuskan berdasarkan data – data
yang didapatkan dalam tahap pengkajian.
3.1.3 Perencanaan
Dalam
mengembangkan rencana tindakan keperawatan kepada klien, interaksi dan
komunikasi dengan klien sangatlah penting untuk menetukan pilihan rencana
keperawatan yang akan dilakukan.
3.1.4 Implementasi/pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan
realisasi dari perencanaanyang sudah ditentukan sebelumnya.
3.1.5 Evaluasi
Komunikasi
antar perawat dank lien pada tahap ini adalah untuk mengevaluasi apakah
tindakan yang telah dilakukan perawat atau tenaga kesehatan lain membawa
pengaruh atau hasil yang positif bagi klien, sebagai mana kriteria hasil yang
telah ditentukan pada tahap sebelumnya.
3.2
Saran
Bagian akhir dari makalah ini, kami
sarankan bahwa aturan komunikasi dalam proses keperawatan yang telah ditetapkan
dapat dijalankan sesuai prosedurnya dan mahasiswa/i diharapkan dapat
mempersiapkan diri dalam mengumpulkan, memadukan, menyamakan, menyalurkan
informasi dalam pelayanan kesehatan dan meningkatkan kinerja dalam mewujudkan
komunikasi yang adekuat sehingga mampu menjadi mahasiswa/i professional dalam
berkomunikasi secara verbal maupun non verbal serta diharapkan memiliki
pemahaman yang mendalam tentang tahap-tahap proses keperawatan dalam komunikasi
proses keperawatan.
Daftar
Pustaka
Arwani. 2002. Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC
Baradero, Mary. 2006. Buku Saku Konseling Dalam Keperewatan.
Jakarta : EGC
Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan Aplikasi Dalam Pelayanan.
Yogyakarta
: Graha Ilmu
Stephen W. Hulejohn, Karen A. Foss.
2009. Teori Komunikasi.
Jakarta :
Salemba Humanika
Suryani. 2005. Komunikasi Terapeutik. Jakarta : EGC
0 komentar:
Posting Komentar