DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.......................................................................................
i
KATA
PENGANTAR ....................................................................................
ii
DAFTAR
ISI....................................................................................................
iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.......................................................................................
1
B. Rumusan
masalah....................................................................................
1
C.
Tujuan....................................................................................................
1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Hadits
tentang menuntut ilmu...................................................................
2
B. Tafsir
mufrodat tentang Hadits menuntut
ilmu............................................
2
C. Tafsir
nahwu shorof.................................................................................
2
D. Pohon
sanad...........................................................................................
3
E.
Terjemah
hadits.......................................................................................
3
F.
Penjelasan
hadits.....................................................................................
4
G. Analisa
kependidikan..............................................................................
7
BAB
III KESIMPULAN
A.
Penutup..................................................................................................
8
B.
Saran......................................................................................................
8
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam mewajibkan umatnya untuk
mencari ilmu, hal ini menunjukkan betapa pentingnya menuntut ilmu. Dengan ilmu,
manusia dapat menjadi hamba Allah yang beriman dan beramal shaleh, dengan
ilmu pula manusia mampu mengolah kekayaan alam yang Allah berikan kepadanya.
Dengan demikian , manusia juga mampu menjadi hambaNya yang bersyukur, dan hal
itu memudahkan menuju surga.
Di sisi lain, manusia yang berilmu
memiliki kedudukan yang mulia tidak hanya disisi manusia, tetapi juga disisi
Allah. Sebagaimana dijelaskan bahwa dalam firman Allah dalam Q.S. Al-Mujadilah
: 11, yang artinya “Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman
diantara kamu dan orang – orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.
Oleh karena itu, Islam memandang bahwa menuntut ilmu itu sangat penting bagi
kehidupan dunia maupun akhirat.
Pada makalah ini dalam pembahasannya
akan memaparkan tentang hadist tarbawy mengenai pentingya menuntut ilmu
dalam perspektif Islam.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang makalah yang
telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan :
1.
Bagaimana hukum menuntut ilmu
menurut hadist ?
2.
Bagaimana anjuran menjaga ilmu
menurut hadist ?
3.
Apa keutamaan menuntut ilmu menurut
hadist ?
4.
Bagaimana peran ilmu dalam
pendidikan menurut hadist ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah :
1.
Untuk mengetahui bagaimana hukum
menuntut ilmu menurut hadist.
2.
Untuk mengetahui bagaimana anjuran
menjaga ilmu menurut hadist.
3.
Untuk mengetahui apa keutamaan
menuntut ilmu menurut hadist.
4.
Untuk mengetahui bagaimana peran
ilmu dalam pendidikan menurut hadist.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hadist tentang menuntut ilmu
حَدَ
ثَنَا هِشَاُمِ بِنْ عَمّاَرٍحَفْصُ بِنْ سُلَيْمَانَ.كَثِيْرُ بِنْ
شِنْظِيْرِ,عَنْ مُحَمَّدْ بِنْ سِيْرِ يْنَ,عَفْ أَئَفْسِ بن ما لك.قال:قال
رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم (طَلَبُ اْلِعلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ. وَوَاضِعُ
اْلعِلمِ عِنْدَغَيْر اَهْلِهِ كَمُقَلِّهِ اْلَخفَازِيْرِ
الْجَوْهَرَوَالُّلؤْلُؤُ وَالذَّهَبَ). (رواه ابن مجاه)[1]
B.
Tafsir Mufrodat Hadist Tentang
Menuntut Ilmu
وَ وَضِعُ الْعِلْمِ : Dan orang yang meletakkan ilmu,
maksudnya orang yang menempatkan ilmu
عِنْدَ غَيْرِ اَهْلِهِ : Kepada orang
yang bukan ahlinya, orang yang bukan faknya
كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيْرِ : Seperti babi yang dikalungi emas( sesuatu
yang tidak pantas untuk dilakukan dan akhirnya tidak ada gunanya )
C.
Tafsir Nahwu Shorof
طَلَبُ اْلِعلْمِ :
Mubtada’ (Mubtada’nya terdiri dari mudhof dan mudhof ilaih)
فَرِيْضَةٌ
: Khabar
عَلَى كُلِّ
: Susunan Jar Majrur, karena diawali dengan huruf
jar “Ala”
كُلِّ مُسْلِمٍ :
Susunan Idhofah, yaitu mudhof dan mudhof ilaih dan mudhof
ilaih dibaca majrur (kasroh).
وَ وَضِعُ الْعِلْمِ : Wawunya bwrupa wawu athof, وَضِعُ
الْعِلْمِ menjadi mubtada’
(terdiri dari susunan Idhofah, yaitu mudhof dan mudhof ilaih
dan mudhofilaih dibaca majrur (kasroh).
عِنْدَ
: Khabar Syibhul Jumlah (bentuknya dharaf)
غَيْرِ اَهْلِ
: Susunan Idhofah, yaitu mudhof dan mudhof ilaih dan mudhof
ilaih
dibaca majrur (kasroh).
اَهْلِهِ
: Susunan Idhofah, yaitu mudhof
dan mudhof ilaih dan mudhof
ilaih
dibaca majrur (kasroh).
كَمُقَلِّدِ
: Susunan Jar Majrur, karena diawali
dengan huruf jar “Kaf”
مُقَلِّدِ الْخَنَازِيْرِ :
Susunan Idhofah, yaitu mudhof dan mudhof ilaih dan mudhof
ilaih
dibaca majrur (kasroh).
الْجَوْهَرَ
: Maf’ul Bih
وَ
: Wawu
athof
الُّلؤْلُؤُ
:
Ma’tuf awal (Diathofkan kepada Ma’tuf alaih berupa lafadz
الْجَوْهَرَ
وَ
: Wawu
athof
الذَّهَبَ
:
Ma’tuf awal (Diathofkan kepada Ma’tuf alaih berupa lafadz
D.
Pohon Sanad
اِنّيِ
رَسُوْلُ الله ص.م
عَفْ
أَئَفْسِ بن ما لك
مُحَمَّدْ
بِنْ سِيْرِ يْنَ
كَثِيْرُ
بِنْ شِنْظِيْرِ
حَفْصُ
بِنْ سُلَيْمَانَ
هِشَاُمِ
بِنْ عَمّاَرٍ
ابن
مجاه
E.
Terjemah Hadits
“Rosulullah Saw. Telah bersabda :
Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim dan orang yang meletakkan ilmu
kepada orang yang bukan ahlinya (orang yang enggan untuk menerimanya dan orang
yang menertawakan ilmu agama) seperti orang yang mengalungi beberapa babi
dengan beberapa permata, dan emas. (H.R. Ibnu Majah)
F.
Penjelasan Hadits
Hadits
diatas menunjukkan bahwa fardhu bagi setiap orang muslim mencari ilmu, dan
orang yang memberikan ilmu bagi selain ahlinya adalah seperti orang yang
mengalungkan babi dengan mutiara, permata dan emas. Orang yang mempunyai ilmu
agama yang mengamalkannya dan mengajarkannya orang ini seperti tanah tanah
subur yang menyerap air sehingga dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan
memberi manfaaat bagi orang lain, dan Allah juga akan memudahkan bagi orang-orang
yang selama hidupnya hanya untuk mencari, dipermudahkan baginya jalan menuju
kesurga. Dengan ilmu derjat orang tersebut tinggi dihadapan Allah, Allah pun
akan meninggikan derajatnya di dunia maupun diakhirat nanti, seorang muslim
memperbanyak mengamalkan ilmu kepada orang lain, maka semakin tinggi pula
derajatnya dihadapan Allah, dibawah ini salah satu hadits yang menunjukkan
bahwa seseorang yang menempuh suatu jalan dalam hidupnya untuk mencari ilmu,
maka Allah akan mempermudahkan baginya jalan menuju surga. Selain Allah
memberikan derajat/kedudukan yang tinggi di dunia maupun di akhirat bagi orang
muslim yang mengamalkan dan mengajarkan ilmunya kepada orang yang belum tahu.
Allah juga : Seorang yang keluar dari rumahnya dalam mencari ilmu, maka para
malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya untuk orang tersebut. Jadi sangat mulai
orang yang berniat hanya untuk mencari ilmu semasa hidupnya.
Hadist
tersebut merupakan penjelasan tentang hukum mencari ilmu bagi setiap orang
Islam laki laki maupun perempuan, yang telah diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah
dan lain lain. Akan tetapi hadist tersebut diberi tanda lemah oleh imam
Syuyuti.
Adapun hukum menuntut ilmu menurut
hadist tersebut adalah wajib. Karena melihat betapa pentingnya ilmu dalam
kehidupan dunia maupun akhirat. Manusia tidak akan bisa menjalani kehidupan ini
tanpa mempunyai ilmu. Bahkan dalam kitab taklimul muta’allim dijelaskan bahwa
yang menjadikan manusia memiliki kelebihan diantara makhluk-makhluk Allah yang
lain adalah karena manusia memilki ilmu. Dan janganlah
memberikan ilmu kepada orang yang enggan menerimanya, karena orang yang
enggan menerima ilmu tidak akan mau untuk mengamalkan ilmu itu bahkan mereka
akan menertawakannya.
Ilmu sebagai suatau pengetahuan,
yang diperoleh melalui cara-cara tertentu. Karena menuntut ilmu dinyatakan
wajib, maka kaum muslimin menjalankannya sebagai suatu ibadah, seperti kita
menjalankan sholat,puasa. Maka orang pun mencari keutamaan ilmu. Disamping itu,
timbul pula proses belajar-mengajar sebagai konsekuensi menjalankan perintah
Rasulullah itu proses belajar mengajar ini menimbulkan perkembangan ilmu, yang
lama maupun baru, dalam berbagai cabangnya. Ilmu telah menjadi tenaga pendorong
perubahan dan perkembangan masyarakat. Hal itu terjadi, karena ilmu telah menjadi
suatu kebudayaan. Dan sebagai unsur kebudayaan, ilmu mempunyai kedudukan yang
sangat penting dalam masyarakat Muslim dan dihadapak Allah. Jadi ilmu juga bisa
diartikan atau dijadikan sebagai pusat dari perubahan dan perkembangan di dalam
suatu masyarakat. Kaitannya dengan hadits diatas tersebut bahwasannya ilmu
telah diibaratkan dengan keutamaan atau kelebihan Nabi yg diberikan Allah
kepadanya. Begitu tingginya derajat orang yang berilmu disisi Allah dan
manfaatnya ataupun pentingnya sangat banyak untuk perubahan-perubahan dalam
masyarakat. “Sungguh mulia orang yang berilmu, dan semasa hidupnya hanya untuk
mencari ilmu adalah agar dimudahkan dalam masuk surga Allah, Allah pun juga
akan juga akan mempermudah baginya masuk surga”.[2]
“Ibnu
munir menyatakan, bahwa keutamaan ilmu dalam hadits ini dapat dilihat dimana
ilmu telah diibaratkan dengan keutamaan atau kelebihan Nabi yang diberikan
Allah kepadanya”.[3]
Dengan mengetahui pentingnya ilmu pengetahuan maka dengan ilmu tersebut hukum.
Hukum Allah dapat diamalkan, ditegakkan dan dikembangkan. Tanpa ilmu sangat
mustahil, karena salah satu kewajiban islam yang sejajar dengan semua
kewajiban lainnya adalah mencari dan menuntut ilmu. Mencari ilmu ialah wajib
hukumnya bagi setiap muslim, tidak hanya dikhususkan satu kelompok dan tidak
bagi kelompok lain seperti kewajiban sholat, puasa, zakat.
Keutamaan orang yang berilmu sehingga melebihi orang yang
ahli ibadah. Karena ibadah tanpa ilmu tidak benar dan tidak diterima, dan untuk
membuktikan keutamaan ahli ilmu ini Allah bersama malaikat dan seluruh penghuni
langit dan bumi sampai semut dan ikan bershalawat untuk orang yang mengajari
kebaikan. Keutamaan ilmu tidak terletak beberapa ilmu yang yang didapat tetapi
pada pengembangan dan pengalamannya dalam kehidupan ataupun masyarakat.tujuan
akhir seorang mu’min adalah surga. Untuk itu seluruh ilmu yang mereka miliki
diamalkan. Caranya adalah mencari dan mengamalkan semua kebijakan tanpa merasa
lelah atau capek. Seorang mu’min itu tak akan merasa puas dan lelah dalam
mencari maupun mempelajari ilmu, karena dengan ilmu semua kebajikan dapat
diraih. Selain Allah memberikan derajat/kedudukan yang tinggi di dunia maupun
di akhirat bagi orang muslim yang mengamalkan dan mengajarkan ilmunya kepada
orang yang belum tahu. “Seorang yang keluar dari rumahnya dalam mencari ilmu,
maka para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya untuk orang tersebut. Jadi
sangat mulai orang yang berniat hanya untuk mencari ilmu semasa hidupnya”.[4]
Keutamaan orang yang berilmu sehingga melebihi orang yang ahli ibadah. Karena
ibadah tanpa ilmu tidak benar dan tidak diterima, dan untuk membuktikan
keutamaan ahli ilmu ini Allah bersama malaikat dan seluruh penghuni langit dan
bumi sampai semut dan ikan bershalawat untuk orang yang mengajari kebaikan.
Keutamaan ilmu tidak terletak beberapa ilmu yang yang didapat tetapi pada
pengembangan dan pengalamannya dalam kehidupan ataupun masyarakat.tujuan akhir
seorang mu’min adalah surga. Untuk itu seluruh ilmu yang mereka miliki diamalkan.
Caranya adalah mencari dan mengamalkan semua kebijakan tanpa merasa lelah atau
capek. Seorang mu’min itu tak akan merasa puas dan lelah dalam mencari maupun
mempelajari ilmu, karena dengan ilmu semua kebajikan dapat diraih. “Allah tidak
pernah memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk mencari sesuatu kecuali menuntut
ilmu syari’at, yang berfungsi untuk menjelaskan apa-apa yang wajib bagi seorang
mukallaf”.[5]
G.
Analisa Kependidikan
Dari hadis diatas rasulullah SAW
mengajarkan kepada umatnya, agar menuntut ilmu, terutama sekali adalah
ilmu agama kepada orang yang menguasai ilmu tersebut, dan dalam hal ini yang
disebut ulama, sebab ada hadis lain yang mengatakan bahwa rasulullah itu wafat
beliau seolah- olah beliau berkata kepada para ulama, hai para ulama, aku
meninggalkan kalian semua, aku tidak tinggalkan emas, berlian, kepada kalian
semua tapi aku tinggalkan ilmu kepada kalian, kalian lah pewarisku, maka orang yang
telah mengambilnya berarti ia telah mengambil keuntungan yang banyak. Karena
allah akan mencabut ilmu dengan mewafatkan ulama, sehingga makin banyak ulama
wafat maka ilmu semakin banyak ditarik,sehinggga kalau bukan generasi muda kita
yang akan bangkit mempelajari ilmu itu, maka akan celakanya umat nantinya
akibatnya umat akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh, yang akan
memberikan fatwa menyesatkan.
Begitu Pentingnya Ilmu bagi diri
sendiri dan orang lain, dan bagi perubahan dan perkembangan masyarakat. Tanpa
ilmu kita juga tidak akan mengetahui hukum-hukum syariat yang wajib dilakukan
oleh orang mukallaf tentang urusan Agama yang meliputi Ibadah, Mualamalah, Ilmu
tentang Allah dan sifat-sifatnya baik yang wajib maupun yang mustahil baginya.
Dari hadits dan ayat diatas dapat disimpulkan bahwa menuntut itu wajib bagi
setiap muslim, dan manfaatnya begitu banyak baik bagi diri sendiri ataupun bagi
orang lain, lebih banyak lagi bagi perubahan dan perkembangan dalam suatu
masyarakat. Dan Allah pun akan meninggikan derajat yang tinggi di dunia maupun
di akhirat nanti bagi bagi orang yang berilmudan mengamalkan serta mengajarnya
kepada orang lain yang belum mengetahui. Orang yang mengamalkan ilmu terus
menerus maka Allah juga akan menambah derajatnya di dunia dan akhirat. Ilmu
sebagai suatu pengetahuan yang diperoleh melalui cara-cara tertentu. Dengan
adanya proses belajar mengajar ini menimbulkan perkembangan dan sebagai tenaga
pendorong perubahan masyarakat. Oleh karena itu peran ilmu dalam kehidupan sangat
utama. Orang yang keluar dan berniat mencari ilmu, maka malaikat akan meltakkan
sayap-sayapnya sebagai rasa senang atas apa yang dilakukan orang tersebut, dan
semua apa-apa yang dilangit dan dibumi pun juga akan mendo’akannya, ikan di air
pun ikut mendo’akan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Penutup
Dari penjelasan hadist – hadist
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa : Menuntut ilmu agama adalah wajib bagi
setiap muslim dan jangan memberikan ilmu agama kepada orang yang enggan
menerima ilmu. Ilmu akan musnah jika sudah tidak ada lagi para ulama sehingga
banyak para pemimpin yang memberi fatwa tanpa menggunakan ilmu pengetahuan,
sehingga mereka saling menyesatkan satu sama lain. Bahwa dengan ilmu manusia
akan mendapatkan kebahagiaan didunia maupun diakherat. Orang yang menempuh
perjalanan untuk mencari ilmu sama dengan orang yang sedang menempuh perjalanan
menuju surga, Hal ini merupakan kemuliaan yang diberikan Allah kepada orang
yang mencari ilmu. Ilmu mempunyai peranan sangat penting dalam dunia
pendidikan, yang mana pendidikan adalah Universal, ada keseimbangan antara aspek intelektual dan spiritual, antara sifat
jasmani dan rohani. Dengan pendidikan yang benar dan akhlak yang kuat,
maka akan tumbuh generasi penerus bangsa yang beradab dan bermartabat.
B.
Saran
Kita sebagai golongan terpelajar
jangan hanya menjadikan kitab- kitab hadist sebagai buku hiasan saja atau buku
pelengkap referensi, tetapi hendaklah kita baca, maknai, dan ditafsiri dengan
baikdan selanjutnya di amalkan dengan segenap kemampuan. Dan kiranya makalah
kami ini sangat jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan demi meningkatkan kesempurnaan makalah yang kami tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Mundiri Hafidz, Terjemah Attarghib wat tarhib.
(Surabaya: Al-Hidayah Al Qur’an Al Karim, 2000)
As Shobuni, Muhammad ‘Ali, Min Kunuz As Sunnah.
(Jakarta: Dar Al Kutub Al Islamiyah, 1999)
Az-zarnuzi. Ta’limul Muta’allim. (Surabaya:
Al-Hidayah, tt)
Ibnu Hajar Al-asqani, Al Imam Al
Hafidz, Fathul Baari Syarah. (Jakarta : Pustaka Azzam, 2002) Jilid 5.
Muhammad Zuhri, Terjemah
Jawahirul Bukhari. (Indonesia: Darul Ihya’, 1993)
M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi
Al-qur’an. (Jakarta: Paramida, 1996)
Sunan Ibnu Majah, Kitab al-ilmi.
Bab Keutamaan Ulama’ dan anjuran mencari ilm. (ttp: Dar Al Fikri, 2001)
Jilid 1
[1] Hadits
Riwayat Sunan Ibnu Majah, Kitab al-ilmi, Bab Keutamaan Ulama’ dan anjuran
mencari ilmu (Bentuk-bentuk Dar Al Fikri 2001) Jilid 1. Hal 183.
[3] Ibnu
Hajar Al asqalani, Al-iman Al hafidzh, Fathul Baari syarah (jakarta :
pustaka Azzam, 2002) jilid 5, hal 345.
0 komentar:
Posting Komentar