KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini,
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di dalam makalah
ini belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun
selalu penulis harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi kesempurnaan
makalah ini.
Insya Allah
makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua tentang
Kebutuhan Nutrisi dalam Tubuh.
Purbolinggo, Juni 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL....................................................................................... i
KATA
PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar
Belakang.......................................................................................... 1
1.2. Rumusan
Masalah...................................................................................... 1
1.3. Tujuan
Penulisan........................................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................ 3
2.1.
Definisi...................................................................................................... 3
2.2. Jenis
Nutrisi............................................................................................... 3
2.3.
Fisiologi Nutrisi dan Metabolisme............................................................. 5
2.4 .Cara
Pemberian Nutrisi.............................................................................. 7
2.5.
Kebutuhan Nutrisi sesuai tingkat perkembangan usia............................... 8
2.6.
Penilaian status nutrisi............................................................................... 9
2.7.
Masalah kebutuhan ................................................................................... 10
2.8. Faktor
yang mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi........................................ 11
BAB III
PENUTUP......................................................................................... 13
3.1.
Kesimpulan................................................................................................ 13
3.2. Saran.......................................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh memerlukan energi
untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi
enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Metabolisme merupakan semua
proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat berupa anabolisme
(membangun) dan katabolisme (pemecah).
Masalah nutrisi erat
kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Secara umm faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah
faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti
adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn
nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi.
Penelitian di bidang
nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan
penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal. Pada masa lalu,
penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada pencegahan penyakit kurang gizi
dan menentukan standard kebutuhan dasar nutrisi pada makhluk hidup. Angka
kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal di dunia internasional dengan
istilah Recommended Daily Allowance (RDA).
Seiring dengan
perkembangan ilmiah di bidang medis dan biologi molekular, bukti-bukti medis
menunjukkan bahwa RDA belum mencukupi untuk menjaga fungsi optimal tubuh dan
mencegah atau membantu penanganan penyakit kronis. Bukti-bukti medis
menunjukkan bahwa akar dari banyak penyakit kronis adalah stres oksidatif yang
disebabkan oleh berlebihnya radikal bebas di dalam tubuh. Penggunaan nutrisi
dalam level yang optimal, dikenal dengan Optimal Daily Allowance (ODA),
terbukti dapat mencegah dan menangani stres oksidatif sehingga membantu
pencegahan penyakit kronis. Level optimal ini dapat dicapai bila jumlah dan
komposisi nutrisi yang digunakan tepat. Dalam penanganan penyakit, penggunaan
nutrisi sebagai pengobatan komplementer dapat membantu efektifitas dari
pengobatan dan pada saat yang bersamaan mengatasi efek samping dari pengobatan.
Karena itu, nutrisi / gizi sangat erat kaitannya dengan kesehatan yang optimal
dan peningkatan kualitas hidup. Hasil ukur bisa dilakukan dengan metode
antropometri.
1.2 Rumusan Masalah
Manfaat dari
permasalahan ini diharapkan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
o Memenuhi kebutuhan
nutrisi
o Sebagai tolok ukur
keseimbangan nutrisi
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1
Tujuan Umum
siswa mampu memahami
konsep dasar nutrisi.
1.3.2
Tujuan
Khusus
1.3.3
o Menjelaskan
pengertian konsep nutrisi.
o Mengidentifikasi
tentang masalah nutrisi terhadap klien.
o Menguraikan cara
mengatasi permasalahan nutrisi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Nutrisi adalah ikatan kimia yang
diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).
Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan
makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk
berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan
kebutuhan nutrisi.
Sedangkam menurut Supariasa
(2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi.
2.2 Jenis – Jenis Nutrisi
Nutrien adalah zat kimia organik
dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk penggunaan
fungsi tubuh.
Nutrient
terdiri dari beberapa , diantarannya :
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah
komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat
dibagi atas :
a) Karbohidrat
sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal yang terdiri dari
glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda),
contoh sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa
(glukosa + galaktosa).
b) Karbohidrat
kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak molekul glukosa.
c) Serat adalah
jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak dapat dicerna oleh
tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan
volume feces.
Karbohidrat memiliki
berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar
(misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen
pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada
hewan dan jamur). Kebutuhan karbohidrat
60-75% dari kebutuhan energi total.
2. Protein
Protein sangat penting
untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Beberapa sumber protein
berkualitas tinggi adalah: ayam, ikan, daging, babi, domba, kalkun, dan hati.
Beberapa sumber protein nabati adalah: kelompok kacang polong (misalnya buncis,
kapri, dan kedelai), kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Protein merupakan
konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien
kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis oleh
enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan
diserap oleh usus. Fungsi protein :
o Protein
menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan
proses pengausan yang normal.
o Protein menghasilkan
jaringan baru.
o Protein diperlukan
dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan fungsi khusus dalam tubuh
yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.
o Protein sebagai
sumber energi.
Kebutuhan
protein 10-15% atau 0,8-1,0 g/kg BB dari kebutuhan energi
total.
3.
Lemak
Lemak merupakan sumber
energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan
asam-asam lemak. Kebutuhan lemak 10-25%
dari kebutuhan energi total. Fungsi lemak :
o Sebagai sumber
energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan memberikan 9 kal/gr.
o Ikut serta membangun
jaringan tubuh.
o Perlindungan.
o Penyekatan/isolasi,
lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.
o Perasaan kenyang,
lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbul rasa lapar
kembali segera setelah makan.
o Vitamin larut dalam
lemak.
Asam arakhidonat (AA) dan asam
dokosaheksaenoat (DHA) adalah dua asam lemak penting, khususnya dalam masa
pertumbuhan otak bayi yang berlangsung sangat pesat selama 6 bulan kedua
kehidupan. Pada periode ini, AA dan DHA berperan besar dalam perkembangan
mental dan daya lihat bayi. Karena sebagian besar makanan sapihan mengandung
sedikit AA dan DHA, susu-lanjutan yang diperkaya dengan AA dan DHA akan menjadi
sumber penting dua asam lemak ini.
4. Vitamin
Vitamin adalah bahan
organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai katalisator
proses metabolisme tubuh.
Vitamin dibagi dalam
dua kelas besar yaitu vitamin larut dalam air (vitamin C, B1, B2, B6, B12) dan
vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).
Berikut ini rincian
dari beberapa vitamin dan penting:
a. Vitamin A
Vitamin ini membantu
perkembangan daya lihat bayi. Juga berperan dalam proses kerja sel tulang.
Anak-anak yang kekurangan vitamin A akan menderita rabun senja serta gangguan
pertumbuhan. Mereka juga rentan terhadap infeksi. Sumber vitamin A antara lain:
telur, keju, dan hati.
b. Vitamin
B-kompleks
Semua vitamin B
membantu produksi energi, dan membantu terbentuknya sel-sel otak bayi. Vitamin
B1 dan niasin (salah satu anggota B-kompleks) membantu sel tubuh menghasilkan
energi. Vitamin B6 membantu tubuh melawan penyakit dan infeksi. B12 digunakan
dalam pembentukan sel darah merah. Kecukupan vitamin B-kompleks membantu
mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan
syaraf, dan gangguan jantung. Makanan seperti misalnya roti, padi-padian, dan
hati banyak mengandung vitamin B-kompleks. Setiap anggota vitamin B-kompleks
bersumber dari makanan tertentu misalnya: B1 dari kacang buncis dan daging
babi; B12 dari daging, ikan, telur, dan susu.
c. Vitamin C
Anak-anak dapat memperoleh
vitamin C dari jeruk dan berbagai sayuran. Mereka memerlukan vitamin C untuk
membentuk beberapa zat kimia dan menggerakkan zat kimia lain (salah satu
anggota grup vitamin B, misalnya) agar dapat digunakan tubuh. Vitamin C juga
membantu penyerapan zat besi. Mereka yang kekurangan vitamin C bisa menderita
kelemahan tulang, anemia, dan gangguan kesehatan lainnya.
d. Vitamin D
Sinar matahari membantu
tubuh membuat sendiri vitamin D, bahkan pada sejumlah anak, kebutuhan
vitamin ini sudah terpenuhi dengan
bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat penting karena membantu kalsium masuk
ke tulang. Inilah sebabnya mengapa vitamin D kadang ditambahkan ke dalam susu
sapi (disebut susu yang telah “diperkaya”). Sayangnya, banyak produk susu
olahan yang digemari anak-anak justru tidak diperkaya dengan vitamin D. Keju
dan yogurt kaya kalsium tetapi tidak
mengandung vitamin D. Makanan yang diperkaya vitamin D lebih baik daripada
suplemen vitamin. Anak-anak yang mengkonsumsi diet rendah vitamin D bisa
menderita ricketsia, suatu penyakit yang melemahkan tulang atau menjadikan
tulang cacat.
5.
Mineral dan Air
Mineral merupakan unsure esensial
bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting dalam pengendalian system
cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan
dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat
mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan. Tiga fungsi mineral :
o Konstituen tulang
dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor.
o Pembentukan
garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi cairan tubuh ; contoh Na, Cl
(ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler).
o Bahan
dasar enzim dan protein.
Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa
terbuat dari mineral.
Air merupakan zat makanan paling
mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tubuh manusia terdiri dari atas
50%-70% air. Pada orang dewasa asupan air berkisar antara 1200-1500cc per hari,
namun dianjurkan sebanyak 1900 cc sebagai batas optimum
2.3 Fisiologi Nutrisi dan Metabolisme
Tubuh memerlukan bahan bakar
untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk
menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan
kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada semua reaksi biokimia dalm
tubuh. Proses metabolic dapat menjadi anabolic (membangun) atau katabolic
(merusak). Energy adalah kekuatan untuk bekerja, manusia membutuhkan energy
untuk terus menerus berhubungan dengan lingkungannya.
1. Pemasukan energy
Pemasukan energi merupakan energi
yang dihasilkan selama oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi
manusia. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. 1 kalori juga
disebut 1 kalori besar ( K ) atau kkal adalah jumlah panas yang di butuhkan
untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °c. 1 kkal = 1 K atau sama dengan 1000
kalori.
3 Bentuk pemberian kalori yaitu :
a. Karbohidrat: karbohidrat
merupakan sumber energy yang penting. Setiap gram karbohidrat menghasilkan
kurang lebih 4 kalori. Asupan karbohidrat di dalam diit sebaiknya berkisar
50%-60% dari kebutuhan kalori. (Setiati, 2000).
b. Lemak: komponen lemak dapat
diberikan dalam bentuk nutrisi enteral maupun parenteral sebagai emulsi lemak.
Pemberian lemak dapat mencapai 20% -40% dari total kebutuhan. Satu gram lemak
menghasilkan 9 kalori.
c. Protein (Asam Amino):
kebutuhan protein adalah 0,8gr/kgbb/hari atau kurang lebih 10% dari total
kebutuhan kalori.
2. Pengeluaran energy
Pengeluaran energi adalah energi
yang digunakan oleh tubuh untuk men- support jaringan dan fungsi-fungsi organ
tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa phospat seperti ATP. Kebutuhan
energi seseorang ditentukan oleh BMR dan aktivitas fisik.
3. Basal metabolisme rate (MBR)
Basal Metabolisme Rate adalah
energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi
tubuh seperti pergerakan jantung,
perbafasan, peristaltic usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.
Makanan di dalam tubuh mengalami
beberapa proses. Mulai dari pencernaan, absorbsi, metabolisme, dan penyimpanan
hingga eliminasi.
a. Pencernaan
Pencernaan
dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah secara mekanik dengan mengunyah.
Protein dan lemak dipecahkan secara fisik tetapi tetap tidak berubah secara
kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan nutrisi ini. Makanan yang
telah ditelan memasuki esopagus dan bergerak sepanjangnya dan dengan kontraksi
otot seperti gelombang (peristaltik). Massa
makanan yang berada pada kardiak spinkter, berlokasi pada pembukaan atas
lambung, menyebabkan spinkter relaksasi dan memungkunkan makanan masuk lambung.
Di dalam lambung, pepsinogen di sekresikan dan diaktifkan oleh asam hidrokolik
menjadi pepsin, enzim pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah kecil
lipase dan amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara berturut-turut.
Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan makanan menetap di dalam perut
kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam. Makanan meninggalkan lambung pada
spinkter pilorik sebagai asam, massa
cair yang disebut kimus. Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan
empedu, getah intestinal, sekresi pangkreas. Peristaltik terjadi terus menerus
dalam usus kecil, mencampur sekresi dengan kimus.
b. Absorbsi
Usus kecil merupakan tempat
penyerapan utama nutrien. Sepanjang daerah ini terdapat penonjolan seperti jari
yang disebut vili, untuk meningkatkan area permukaan absorbsi. Nutrient
diabsorbsi oleh difusi pasif dan osmosis, transport aktif, dan pinositosis.
c. Metabolisme
Nutrien
diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang ditransportasikan melalui system
sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari metabolisme, nutrien
diubah ke jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh. Dua tipe dasar
metabolisme adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan produksi
dari substansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis nutrient. Katabolisme
merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana.
d. Penyimpanan
Beberapa,
tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh disimpan dalam jaringan tubuh.
Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan adalah lemak, yang disimpan
sebagai jaringan adiposa. Glikogen disimpan dalam cadangan kecil di hati dan
jaringan otot dan protein dan protein disimpan dalam massa otot. Ketika keperluan energi tubuh
melebihi persediaan energi dari nutrient yang dimakan, maka energi yang
disimpan digunakan. Sebaliknya energi yang tidak digunakan harus disimpan
terutama lemak.
2.4 Cara Pemberian Nutrisi
1) Nutrisi Enteral
Nutrisi enteral adalah nutrisi
yang diberikan pada pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya
melalui rute oral, formula nutrisi diberikan melalui tube ke dalam lambung
(gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau jejunum dapat secara manual maupun
dengan bantuan pompa mesin (At Tock, 2007). Menurut Wiryana (2007), Nutrisi
enteral adalah faktor resiko independent pnemoni nosokomial yang berhubungan
dengan ventilasi mekanik. Cara pemberian sedini mungkin dan benar nutrisi
enteral akan menurunkan kejadian pneumonia, sebab bila nutrisi enteral yang
diberikan secara dini akan membantu memelihara epitel pencernaan, mencegah
translokasi kuman, mencegah peningkatan distensi gaster, kolonisasi kuman, dan
regurgitasi. Posisi pasien setengah duduk dapat mengurangi resiko regurgitasi
aspirasi. Diare sering terjadi pada pasien di Intensif Care Unit yang mendapat
nutrisi enteral, penyebabnya multifaktorial, termasuk therapy antibiotic,
infeksi clostridium difficile, impaksi feses, dan efek tidak spesifik akibat
penyakit kritis. Komplikasi metabolik yang paling sering berupa abnormalitas
elektrolit dan hiperglikemi (Wiryana, 2007).
2) Nutrisi
Parenteral
Nutrisi parenteral
adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh
darah tanpa melalui saluran pencernaaan (Wiryana, 2007). Nutrisi parenteral
diberikan apabila usus tidak dipakai karena suatu hal, misalnya: malformasi
kongenital intestinal, enterokolitis nekrotikans, dan distress respirasi berat.
Nutrisi parsial parenteral diberikan apabila usus dapat dipakai, tetapi tidak
dapat mencukupi kebutuhan nutrisi untuk pemeliharaan dan pertumbuhan ( Setiati,
2000).
Tunjangan
nutrisi parenteral diindikasikan bila asupan enteral tidak dapat dipenuhi
dengan baik. Terdapat kecenderungan untuk memberikan nutrisi enteral walaupun
parsial dan tidak adekuat dengan suplemen nutrisi parenteral. Pemberian nutrisi
parenteral pada setiap pasien dilakukan dengan tujuan untuk dapat beralih ke
nutrisi enteral secepat mungkin. Pada pasien IRIN, kebutuhan dalam sehari
diberikan lewat infuse secara kontinyu dalam 24 jam. Monitoring terhadap factor
biokimia dan klinis harus dilakukan secara ketat. Hal yang paling ditakutkan
pada pemberian nutrisi parenteral total (TPN) melalui vena sentral adalah
infeksi (Ery Leksana, 2000).
Berdasarkan cara
pemberian nutrisi parenteral dibagi atas :
1. Nutrisi
parenteral sentral ( untuk nutrisi parenteral total ) : Merupakan pemberian
nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi sepenuhannya melalui cairan
infuse karena keadaan saluran pencernaan klien tidak dapat digunakan. Cairan
yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti
Triofusin E 1000, cairan ini yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan
cairan yang mengandung lemak seperti intralipid
2. Nutrisi parenteral perifer ( untuk nutrisi
Parenteral Parsial ) : Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui
intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat dipenuhi
melalui enteral. Cairannya yang biasa digunakan dalam bentuk dekstrosa atau
cairan asam amino
Indikasi
Nutrisi Parenteral :
a. Gangguan absorbs makanan seperti
pada fistula enterokunateus, atresia intestinal, colitis infeksiosa, obstruksi
usus halus.
b. Kondisi dimana usus harus
diistirahatkan seperti pada pancreatitis berat, status pre operatif dengan
malnutrisi berat, angina intestinal, diare berulang.
c. Gangguan
motilitas usus seperti pada ileus yang berkepanjangan.
d. Makan, muntah terus menerus,
gangguan hemodinamik, hiperemisis gravidarum (Wiryana, 2007).
2.5 Kebutuhan Nutrisi Sesuai
Tingkat Perkembangan Usia
1. Bayi
Yang dimaksud bayi
adalah usia 0-12 bulan. Kalori yang dibutuhkan sekitar 110-120 kalori/kg/hari.
Kebutuhan cairan sekitar 140-160 ml/kg/hari. Bayi sebelu usia 6 bulan pemberian
nutrisi yang pokok adalah air susu ibu. ASI sangat cocok diberikan sampai umur
minimal 4 bulan.
Adapun keuntungan
pemberian ASI adalah :
a. ASI merrupakan
nutrisi yang komplit
b. Dalam ASI terdapat
laktobasilus bilidus adalah mikroorganisme dalam ASI yang bermanfaat untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berbahaya dalam intesnial.
c. Protein dalam ASI banyak
d. ASI mengandung
lipose untuk membantu bayi yang imatur dalam pencerrnaan lemak.
2. Masa anak tolder (1-3 th) dan
pra sekolah (3-5 th)
Masa anak penting untuk mendidik pola makan
yang benar.
Kebiasaan yang sebaiknya diajarkan pada
usia ini antara lain:
o penyediaan makanan
dalam berbagai variasi
o membatasi makanan
manis
o konsumsi diet yang
seimbang
Kebutuhan kalori pada anak usia 1
tahun = 100kcal/hari dan anak usia 3 tahun 300-500 kcal/hari.
3. Anak
sekolah (6-12 th)
Pola makanan pada usia ini perlu
diperhatikan, karena pada sia ini anak-anak senang makanan yang dijual di luar
rumah.
Kebutuhan
nutrisi anak berdasarkan golongan umur dalam tahun :
Usia Kalori Protein Cal Fe Vit
A Vit B Vit
C
10-12 1900 60 0,75 8 2500 0,7 25
7-9 1600 50 0,75 7 2500 0,6 25
5-6 1400 40 0,50 6 2500 0,6 25
Tahun Cal dr dr Mg U Mg Mg
4. Masa adolescents remaja (13-21 th)
Kebutuhan kalori,
protein, mineral, dan vitamin sangat tinggi berkaitan dengan proses
pertumbuhan.
Lemak tubuh
meningkatkan akan mengakibatkan obesitas sehingga akan menimbulkan stress
terhadap body image yang terdapat mengakibatkan masalah kesehatan.
5. Masa dewasa muda (23-30 th)
Kebutuhan nutrisi pada usia ini
untuk proses pertumbuhan, proses pemeliharaan dan pebaikan tubuh,
mempertahankan keadaan gizi.
6. Masa dewasa
(31-45 th)
Masa dewasa masa
produktif khususnya terkait dengan aktifitas fisik, karena umur ini merupakan
puncak untuk aktifitas hidup terutma dalam aktifitas bekerja. Kebutuhan nutrisi
dibedakan antara tingkat pekerjaan ringan, berat, sedang.
7. Dewasa tua (46 th
keatas)
Kebutuhan unsur-unsur
gizi sudah jauh berkurang, pada usia lanjut maka BMR akan berkurang 10-30%. Maka
aktifitas mengalami degenerative
8. Wanita masa kehamilan menyusui
Wanita hamil dan ibu menyusui sangat
memerlukan makanan yang baik dan cukup.
Sebagai bahan pertimbangan untuk dapat menghasilkan 1 liter ASI harus
menyediakan kalori sebanyak 150 kal sedangkan ASI mengandung 75 kal, 12 gr
protein, 45 gr lemak laktosa vitamin dll.
Kebutuhan gizi untuk ibu hamil dan menyusui
Jenis kebutuhan Ibu hamil Ibu
menyusui
Kalori 2500
gr 300 gr
Protein 85gr 100 gr
Calsium 1,5 gr 2gr
Ferum 15
gr 15
gr
Vit A 8000 U.I 8000 U.I
Vit B 1,8 mg 2,8 mg
Vit C 100 mg 150 mg
Riboflavin 2,5 mg 3 mg
Vit D 400-800 U.I 400-800 U.I
Air 6-8 gelas 6-8 gelas
2.6 Penilaian Status Nutrisi
1. Klinis
Metode yang sangat
penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat
gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti: kulit, rambut, dan
mukosa oral, atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti
kelenjar tiroid.
2. Biofisik
Penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
3. Biokimiawi
Pemeriksaan specimen
yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan
tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dll.
4. Antropometri
Pengertian
Antropometri: berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh
dan methros artinya ukuran. Dari definisi di atas dapat ditarik pengertian
bahwa anthropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan tinggi badan, lingkar
lengan atas dan tebal lemak dibawah kulit.
Karakteristik status
nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan Ideal Body Weight
(IBW).
1. Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari
gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan
total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat
badan (over weigth) dan obesitas.
Rumus
BMI diperhitungkan :
BB(kg)
/ TB(m) atau BB(pon) x 704,5/ TB(inci)2
2. Ideal Body Weight (IBW)
Merupakan perhitungan
berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah
jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.
2.7 Masalah Kebutuhan Nutrisi
Secara umum, gangguan kebutuhan
nutrisi terdiri atas kekeurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi,
Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.
1. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi
merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal)
atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk
kebutuhan metabolisme.
Tanda
klinis :
o Berat badan 10-20%
dibawah normal
o Tinggi badan dibawah
ideal
o Lingkar kulit
triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
o Adanya kelemahan dan
nyeri tekan pada otot
o Adanya penurunan
albumin serum
o Adanya penurunan
transferin
Kemungkinan
penyebab:
o Meningkatnya
kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi
atau kanker
o Disfagia karena
adanya kelainan persarafan
o Penurunan absorbsi
nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
o Nafsu makan menurun
2. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi
merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko
peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda
klinis :
o Berat badan lebih
dari 10% berat ideal
o Obesitas (lebih dari
20 % berat ideal)
o Lipatan kulit trisep
lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
o Adanya jumlah asupan
berlebihan aktivitas menurun atau monoton
Kemungkinan
penyebab :
o Perubahan pola makan
o Penurunan fungsi
pengecapan dan penciuman
3. Obesitas
Obesitas merupakan
masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan
normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan
dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan
masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau
dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan
yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan
penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain-
lain.
5. Diabetes mellitus
Diabetes melitus
merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan
metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat
secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan
gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan
nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium,
dan gaya hidup
yang berlebihan.
7. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung
koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner
sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan
lain-lain.
8. Kanker
Kanker merupakan
gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara
berlebihan.
9. Anoreksia nervosa
Aneroksia nervosa
merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan
adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, elergi, dan
kelebihan energi.
2.8 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang
tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal
tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi
kesalahan.
2.Prasangka
Prasangka buruk
terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat mempengaruhi gizi
seseorang .
3.Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang
merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat mempengaruhi status
gizi.
4.Kesukaan
Kesukaan yang
berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi
makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
5.Ekonomi
Status ekonomi dapat
mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi
membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit, oleh karena itu, masyarakat dengan
kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya
di bandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
6. Usia
Pada usia 0-10 tahun
kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini sehubungan dengan
factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia
20 tahun energy basal relative konstan.
7.
Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme
basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita pada laki-laki
kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
8.
Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan
berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka
semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga
menjadi lebih besar.
9. Status
kesehatan
Nafsu makan yang baik
adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala
penyakit atau karena efek samping obat.
10.
Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk
makan makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet merupakan
pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak
orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).
11.
Alkohol dan Obat
Penggunaan alcohol dan
obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi nutrisi karena uang
mungkin dibelajakan untuk alcohol daripada makanan. Alcohol yang berlebihan
juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan nafsu makan
dapat menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat
gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi
berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika terjadi
keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam
fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim,
pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan
nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.
3.2 Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh
setiap individu sangat penting untuk diupayakan. Upaya untuk melakukan
peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-makanan dengan
gizi seimbang dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal
tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh
manusia bisa terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A
Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep
& Proses Keperawatan. Jakarta
: Salemba Medika.
Brunner &
Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal-Bedah Vol.1. Jakarta:
EGC
Towarto,
Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar &
Prose Keperawatan. Edisi 3. Jakarta
: Salemba Medika.
http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar