KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin,
banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala
puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”
Peranan Bahasa Indonesia Dalam Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi.
Dalam
penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah
memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah
semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis
berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu
ada yang kurang.
Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pembaca.
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL....................................................................................... i
KATA
PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR
ISI................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar
Belakang..................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A. Peran
Bahasa Indonesia Dalam ilmu pengetahuan dan teknologi........ 3
B. Bahasa
Indonesia Sebagai Sarana Pengembangan IPTEK................... 5
BAB
III PENUTUP......................................................................................... 9
A. Kesimpulan........................................................................................... 9
B. Saran..................................................................................................... 10
REFRENSI...................................................................................................... 11
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sampai saat ini, sudah 78 tahun
usia bahasa Indonesia sejak pertama kali disebut secara resmi pada Soempah
Pemoeda 28 Oktober 1928. Kurun waktu yang tidak dapat dikatakan sebentar,
tetapi tidak juga terlalu tua. Dalam rentang waktu tersebut, berbagai peristiwa
berkaitan dengan bahasa Indonesia terjadi. Kongres bahasa Indonesia, berbagai
ejaan yang muncul sejak Ejaan van Ophuysen sampai Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan, seminar-seminar, penelitian-penelitian, dan
secara legal formal adalah ditetapkannya bahasa Indonesia secara resmi sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara dalam bab XV pasal 36 Undang-undang Dasar
1945.
Sebagai bahasa negara, bahasa
Indonesia mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai bahasa resmi negara, bahasa
pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional
bagi kepentingan menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan, dan alat
pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, seni, serta teknologi
modern. Fungsi-fungsi ini tentu saja harus dijalankan secara tepat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Fungsi bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan lembaga-lembaga pendidikan seperti telah disebutkan di atas adalah sebagai bahasa pengantar. Jadi, dalam kegiatan/proses belajar-mengajar bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Berkaitan dengan hal ini, saat ini muncul fenomena menarik dengan adanya Sekolah Nasional Berstandar Internasional (SNBI). Kekhawatiran sebagaian orang terhadap keberadaan bahasa Indonesia dalam SNBI muncul karena bahasa pengantar yang digunakan dalam beberapa mata pelajaran adalah bahasa asing. Padahal kalau kembali ke fungsi bahasa Indonesia, salah satunya adalah bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan.
Fungsi bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan lembaga-lembaga pendidikan seperti telah disebutkan di atas adalah sebagai bahasa pengantar. Jadi, dalam kegiatan/proses belajar-mengajar bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Berkaitan dengan hal ini, saat ini muncul fenomena menarik dengan adanya Sekolah Nasional Berstandar Internasional (SNBI). Kekhawatiran sebagaian orang terhadap keberadaan bahasa Indonesia dalam SNBI muncul karena bahasa pengantar yang digunakan dalam beberapa mata pelajaran adalah bahasa asing. Padahal kalau kembali ke fungsi bahasa Indonesia, salah satunya adalah bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan.
Fenomena paling menonjol yang
tengah terjadi pada kurun waktu ini adalah terjadinya proses globalisasi.
Proses perubahan inilah yang disebut Alvin Toffler sebagai gelombang ketiga,
setelah berlangsung gelombang pertama (agrikultiur) dan gelombang kedua
(industri). Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula pergeseran
kekuasaan dari pusat kekuasaan yang bersumber pada tanah, kemudian kepada
kapital atau modal, selanjutnya (dalam gelombang ketiga) kepada penguasaan
terhadap informasi (ilmu pengetahuan dan tekhnologi).
Proses globalisasi ini lebih banyak ditakuti daripada dipahami untuk kemudian diantisipasi dengan arif dan cermat. Oleh rasa takut dan cemas yang berlebihan itu, antisipasi yang dilakukan cenderung bersifat defensif membangun benteng-benteng pertahanan dan merasa diri sebagai objek daripada subjek di dalam proses perubahan.
Proses globalisasi ini lebih banyak ditakuti daripada dipahami untuk kemudian diantisipasi dengan arif dan cermat. Oleh rasa takut dan cemas yang berlebihan itu, antisipasi yang dilakukan cenderung bersifat defensif membangun benteng-benteng pertahanan dan merasa diri sebagai objek daripada subjek di dalam proses perubahan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Bahasa
Indonesia Dalam Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Bahasa merupakan budaya dari masyarakat yang berfungsi sebagai alat
komunikasi. Bahasa dan masyarakat adalah dua hal yang saling berpengaruh.
Apabila suatu masyarakat berkembang dengan baik, maka bahasa akan berkembang
dengan baik, Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa suatu bahasa akan
berkembang dengan baik apabila masyarakat pemakainya memberikan perhatian
positif. Sebaliknya, apabila masyarakat mengacuhkan atau melupakan bahasa, maka
bahasa itu akan musnah atau setidaknya bahasa itu sulit berkembang.
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa berfungsi sebagai
wahana untuk menyampaikan imformasi dengan cepat dan sekecil-kecilnya, sehingga
kita dapat menguasai ilmu tersebut.
Pada saat ini, Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
masih tertinggal jika dibandingkan dengan di negara-negara maju seperti negara-negara
di Eropa dan Amerika. Karena bahasa Inggris berkembang secara seimbang dengan
ilmu pengetahuannya, maka penggunaan bahasa pengantar pada buku-buku yang
dipakai dalam memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi pun banyak yang
menggunakan bahasa Inggris. Hal ini berbanding terbalik dengan bahasa Indonesia
yang perkembangannya tak seimbang dengan perkembangan budaya masyarakatnya.
Oleh sebab itu, walaupun bahasa Indonesia sudah berperan sebagai alat persatuan
tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan.
Dengan digunakannya bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu pengetahuan,
salah tafsir atau makna ganda sedapat mungkin dihindari karena kata yang
dipakai umumnya lebih bersifat denotatif daripada konotatif, ungkapan yang dipakai
sederhana dan tanpa basa-basi. Di samping itu, kejelasan tuturan ditandai
dengan urutan keterangan yang saling berhubungan dan mudah dipahami oleh
pembaca, yaitu :
- Ringkas, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi mengharuskan uraian yang padat, tetapi tidak dengan memendekkan atau menggunakan akronim, lebih-lebih yang tidak dikenal umum.
- Lengkap, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi tidak membiarkan pembaca bertanya-tanya tentang maksud suatu pernyataan. Sebaliknya, yang sudah nyata atau tidak perlu diulang-ulang atau diberi tekanan khusus. Semua data yang perlu haruslah ada. Sedangkan yang berlebih-lebihan haruslah ditinggalkan.
- Sederhana, ditandai dengan kosakata yang tidak bermuluk-muluk dan sintaksis yang tidak berbelit-belit.
- Keutuhan dan Unity yang dapat dilihat dari hubungan yang baik dan logis antara bagian-bagian karangan, sehingga keseluruhan hubungan yang baik dan logis tetap tampak.
- Keruntutan atau Coherence, yang berarti adanya keterpautan makna di dalam suatu karya tulis. Keterpautan makna ini dapat dicapai dengan menyusun kalimat-kalimat logis dan kronologis serta berdasarkan urutan pentingnya kalimat. Kalimat yang satu dapat diperjelas dengan makna kalimat yang lain, baik yang mendahului maupun yang mengikutinya.
- Tidak menggunakan Implikatur, suatu hal baru diterangkan sejelas mngkin tanpa menggunakan implikasi seperti yang banyak terdapat dalam bahasa lisan sehari-hari.
- Inferensi, yang akan mungkin dibuat oleh pembaca diarahkan oleh penulis, sehingga memungkinkan adanya interpretasi yang sama bagi para pembaca.
- Disediakan ringkasan isi agar terdapat kesesuaian antara penulis dan pembaca.
- Proposisi yang diciptakan disesuaikan dengan tingkat pengetahuan pembaca.
- Ketelitian, merupakan ciri khas ilmu pengetahuan dan teknologi. Ciri ini kita temukan pula dalam pengungkapan profesional, artinya penuturan dengan kata. Ketelitian tidak hanya menyangkut hal yang besar, tetapi hal yang kecil pun harus diperhatikan. Ketelitian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menyangkut penggunaan data, penerapan rumus, penerapan nama orang, nama tempat, dan nama alat, bahkan ejaan dan tanda baca. Ketelitian dalam pemakaian lambang dan satuan.
Apabila seluruh ciri-ciri di atas
dipergunakan dalam suatu karangan ilmiah, ditambah dengan adanya metode penelitian
yang cocok dengan materi yang diteliti, maka karangan itu akan tampak canggih
bagi pembaca. Oleh karena itu, penulis tidak perlu takut apabila bahasa yang
dipergunakan tidak indah, tidak muluk-muluk, dan tidak selalu menggunakan
istilah baru yang merupakan padanan kata dari bahasa asing.
B.Bahasa Indonesia sebagai Sarana
Pengembangan IPTEK
Ditinjau dari segi usia, bahasa Indonesia
merupakan bahasa yang masih muda. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional baru
pada tahun 1928 yang ditandai dengan lahirnya Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928. sejak itu pula nama Indonesia dipakai sebagai nama tersebut, yang
sebelumnya dikenal dengan bahasa Melayu. Setelah Indonesia merdeka, bahasa
Indonesia itu dijadikan bahasa negara, seperti dapat dibaca pada Undang-Undang
Dasar 1945, pasal 36. ini berarti bahwa, sebagai bahasa negara bahasa Indonesia
baru lahir pada tahun 1945, bersamaan dengan disahkannya Undang-Undang Dasar
1945.
Suatu kenyataan bahwa ilmu pengetahuan dan
teknologi di negara kita ini, sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Kepesatan perkembangannya, perlu diimbangi oleh bahasa yang mampu mewadahinya
serta yang mampu meneruskan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, baik secara
horisontal (kepada generasi yang sama), maupun secara vertikal (kepada generasi
yang akan datang).
Untuk itu, pada perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, untuk bahan pembahasan seyogyanya ditulis dengan gaya karya
ilmiah, atau ilmiah populer. Penyajian karya ilmiah populer tidak memerlukan
skemata atau pengetahuan yang rumit tentang segala sesuatu yang dibahas. Ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat disajikan dengan bahasa yang jelas, dengan
mempergunakan istilah yang lazim digunakan dalam masyarakat umum. Nadanya
informatif, diselingin banyak humor agar menarik bagi pembaca.
Orang awam biasanya tidak tertarik kepada
istilah yang terlalu khusus dan terdengar aneh. Mareka ingin sesuatu yang
biasa-biasa saja, yang sudah ada di dalam masyarakat. Apabila di dalam
masyarakat ada istilah yang dapat dipergunakan untuk merujuk pada suatu konsep
tentang pengetahuan dan teknologi, maka hendaklah istilah itu dipakai. Apabila
tidak ada istilah yang sesuai dengan konsep itu, maka hendaklah mengambil
istilah yang sudah ada, yang maknanya hampir sama atau mendekati istilah yang
dimaksud.
Penggunaan istilah baru sebagai pengganti
istilah asing, memang seyogyanya mendapatkan perhatian khusus dari para penulis
karangan ilmiah. Namun pengembangan penggunaan selanjutnya sangat bergantung
kepada keberanian istilah baru itu dalam masyarakat. Kata canggih misalnya,
kini sudah memasyarakat dengan baik. Salah satu alasannya mungkin karena kata
sophisticated yang semula dipergunakan sebelum kata ”canggih” dilakukan, belum
begitu banyak dipergunakan oleh penulis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kata-kata politik, sukses, dan stop,
misalnya sudah merupakan kata serapan yang sangat mapan. Namun kata baru yang
berasal dari kata-kata tersebut tidak semuanya mendapat penerimaan yang sama di
kalangan masyarakat. Kata menyetop sudah lazim digunakan secara umum, demikian
juga kata memolitikkan. Namun kata menyukseskan masih bersaing dengan kata
mensukseskan tanpa ada tanda-tanda yang mana yang akan tersingkir, seperti
hanya dengan kata mempolitikkan.
Begitu pula dengan kecendrungan sementara
orang untuk menggunakan istilah-istilah yang kurang cocok untuk karangan
ilmiah, seperti penggunaan akhiran –an, untuk kata apa, dan cepat juga dapat
dihilangkan.
Dalam bahasan Indonesia, untuk bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, telah tumbuh peristilahan, ungkapan dan semantik.
Menciptakan istilah mengharuskan penghayatan ilmu yang bersangkutan dan
pemahaman bahasa yang secukupnya. Di sini kita temukan perpaduan antara cara
cipta dan cita rasa. Ada banyak istilah yang kita ciptakan hanya dengan
membubuhkan awalan dan akhiran. Kata larut misalnya, dapat kita turunkan
menjadi melarut, larutan, pelarut, pelarutan, dan kelarutan. Kita pun dapat
menggali dari khasanah bahasa Indonesia. Sebagai contoh, kita sudah lama tidak
mempunyai istilah untuk padanan kata steady flow, tetapi kita sekarang dapat
mengindonesiakannya menjadi aliran lunak. Penggunaan dari bahasa Inggris to
sense kini banyak yang dihubungkan dengan teknologi mutakhir, yaitu cara
merekam permukaan bumi dari setelit. Untuk itu, kini kita gunakan mengindera
dan selain itu dapat pula kita turunkan seperangkat kata, seperti
pengeinderaan, penginderaan jauh, teknik pengeinderaan dan pengindera.
Bentuk lain, penuturan bahasan Indonesia
sebagai bahasa IPTEK, yang merupakan padanan dari bahasa asing, misalnya kata
engineering dapat dipadankan dengan kata rekayasa. Dari kata rekayasa dapat
diciptakan kata perekayasaan, merekayasa, teknik merekayasa, rekayasa genetika,
dan sebagainya.
Belakangan ini ada anggapan dari
kebanyakan orang, bahwa bahasa Indonesia tidak dapat diringkas. berdasarkan
penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Purwo Hadijojo, yang difokuskan
pada perbandingan judul karya ilmiah dalam bahasa Inggris Ground Water for
Irrigation dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan jumlah kata yang
relatif sama, yaitu air tanah untuk irigasi, ada juga judul karya ilmiah dari
bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang lebih pendek,
yaitu The Economic Value of Ground Water dalam bahasa Indonesia Nilai Ekonomi
Air Tanah. Namun demikian, ada juga yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia yang lebih panjang Modern well Design dalam bahasa Indonesia
Perencanaan sumur Bor Masa Kini.
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan, bahwa bahasa Indonesia memiliki kemampuan yang sama dengan bahasa
lainnya dalam memasyarakatkan IPTEK. (Eyang Ageng Sastranegara)
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Tanggung jawab terhadap
perkembangan bahasa Indonesia terletak di tangan pemakai bahasa Indonesia
sendiri. Baik buruknya, maju mundurnya, dan tertatur kacaunya bahasa Indonesia merupakan
tanggung jawab setiap orang yang mengaku sebagai warga negara Indonesia yang
baik. Setiap warga negara Indonesia harus bersama-sama berperan serta dalam
membina dan mengembangkan bahasa Indonesia itu ke arah yang positif.
Usaha-usaha ini, antara lain dengan meningkatkan kedisiplinan berbahasa
Indonesia pada era globalisasi ini, yang sangat ketat dengan persaingan di
segala sektor kehidupan. Maju bahasa, majulah bangsa. Kacau bahasa, kacaulah
pulalah bangsa. Keadaan ini harus disadari benar oleh setiap warga negara
Indonesia sehingga rasa tanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan
bahasa Indonesia akan tumbuh dengan subur di sanubari setiap pemakai bahasa
Indonesia. Rasa cinta terhadap bahasa Indonesia pun akan bertambah besar dan
bertambah mendalam. Sudah barang tentu, ini semuanya merupakan harapan bersama,
harapan setiap orang yang mengaku berbangsa Indonesia.
Untuk dapat menembus entitas
paparan di atas kita perlu menyiapkan diri menjadi guru yang memiliki
kompetensi dan profesional. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa seorang pendidik harus
memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran, yaitu (a) kompetensi pedagogik,
(b) kompetensi sosial, (c) kompetensi kepribadian, dan (d) kompetensi
profesional.
B. Saran.
Peningkatan fungsi bahasa
Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini, peningkatan
mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan.
REFERENSI.
Esten, Mursai. 2010. “Bahasa dan Sastra Sebagai
Identitas Bangsa Dalam Proses
Globalisasi”. http://www.susandi.wordpress.com diakses 13 Januari 2010.
Muslich, Masnur. 2006. “Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi”.
http://www.researchengines.com diakses 12 Januari 2010 http://saifurublog.blogspot.com/2011/10/peranana-dan-fungsi-bahasa-indonesia.html http://rahmat-aufklarung.blogspot.com/2011/04/eksistensi-bahasa-indonesia-di-era.html http://simpleon7.wordpress.com/2011/06/11/bahasa-indonesia-tantangan-dan-peluang-pada-era-globalisasi/ http://santri-ppsd.blogspot.com/2011/06/makalah-bahasa-dan-sastra-indonesia.html
Globalisasi”. http://www.susandi.wordpress.com diakses 13 Januari 2010.
Muslich, Masnur. 2006. “Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi”.
http://www.researchengines.com diakses 12 Januari 2010 http://saifurublog.blogspot.com/2011/10/peranana-dan-fungsi-bahasa-indonesia.html http://rahmat-aufklarung.blogspot.com/2011/04/eksistensi-bahasa-indonesia-di-era.html http://simpleon7.wordpress.com/2011/06/11/bahasa-indonesia-tantangan-dan-peluang-pada-era-globalisasi/ http://santri-ppsd.blogspot.com/2011/06/makalah-bahasa-dan-sastra-indonesia.html
0 komentar:
Posting Komentar