Cursor Keren

Selasa, 03 Februari 2015

MAKALAH HADIST MENUNTUT ILMU



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Islam mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu, hal ini menunjukkan betapa pentingnya menuntut ilmu. Dengan ilmu, manusia dapat menjadi  hamba Allah yang beriman dan beramal shaleh, dengan ilmu pula manusia mampu mengolah kekayaan alam yang Allah berikan kepadanya. Dengan demikian , manusia juga mampu menjadi hambaNya yang bersyukur, dan hal itu memudahkan menuju surga.
Di sisi lain, manusia yang berilmu memiliki kedudukan yang mulia tidak hanya disisi manusia, tetapi juga disisi Allah. Sebagaimana dijelaskan bahwa dalam firman Allah dalam Q.S. Al-Mujadilah : 11, yang artinya “Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman diantara kamu dan orang – orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Oleh karena itu, Islam memandang bahwa menuntut ilmu itu sangat penting bagi kehidupan dunia maupun akhirat.
Pada makalah ini dalam pembahasannya akan memaparkan tentang hadist tarbawy  mengenai pentingya menuntut ilmu dalam perspektif Islam.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang makalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan :
1.       Bagaimana hukum menuntut ilmu menurut hadist ?
2.       Bagaimana anjuran menjaga ilmu menurut hadist ?
3.       Apa keutamaan menuntut ilmu menurut hadist ?
4.       Bagaimana peran ilmu dalam pendidikan menurut hadist ?
C.     Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.       Untuk mengetahui bagaimana hukum menuntut ilmu menurut hadist.
2.       Untuk mengetahui bagaimana anjuran menjaga ilmu menurut hadist.
3.       Untuk mengetahui apa keutamaan menuntut ilmu menurut hadist.
4.       Untuk mengetahui bagaimana peran ilmu dalam pendidikan menurut hadist.

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Hadist tentang menuntut ilmu

حَدَ ثَنَا هِشَاُمِ بِنْ عَمّاَرٍحَفْصُ بِنْ سُلَيْمَانَ.كَثِيْرُ بِنْ شِنْظِيْرِ,عَنْ مُحَمَّدْ بِنْ سِيْرِ يْنَ,عَفْ أَئَفْسِ بن ما لك.قال:قال رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم (طَلَبُ اْلِعلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ. وَوَاضِعُ اْلعِلمِ عِنْدَغَيْر اَهْلِهِ كَمُقَلِّهِ اْلَخفَازِيْرِ الْجَوْهَرَوَالُّلؤْلُؤُ وَالذَّهَبَ). (رواه ابن مجاه)[1]

B.     Tafsir Mufrodat Hadist Tentang Menuntut Ilmu
وَ وَضِعُ الْعِلْمِ      : Dan orang yang meletakkan ilmu, maksudnya orang yang  menempatkan ilmu
عِنْدَ غَيْرِ اَهْلِهِ         : Kepada orang yang bukan ahlinya, orang yang bukan faknya
كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيْرِ    : Seperti babi yang dikalungi emas( sesuatu yang tidak pantas untuk dilakukan dan akhirnya tidak ada gunanya )

C.     Tafsir Nahwu Shorof
طَلَبُ اْلِعلْمِ             : Mubtada’ (Mubtada’nya terdiri dari mudhof dan mudhof ilaih)
فَرِيْضَةٌ                    : Khabar
عَلَى كُلِّ                 : Susunan Jar Majrur, karena diawali dengan huruf jar “Ala”
كُلِّ مُسْلِمٍ                : Susunan Idhofah, yaitu mudhof dan mudhof ilaih dan mudhof
 ilaih dibaca majrur (kasroh).
وَ وَضِعُ الْعِلْمِ      : Wawunya bwrupa wawu athof, وَضِعُ الْعِلْمِ menjadi mubtada’
(terdiri dari susunan Idhofah, yaitu mudhof dan mudhof ilaih    dan mudhofilaih  dibaca majrur (kasroh).
عِنْدَ                        : Khabar Syibhul Jumlah (bentuknya dharaf)
غَيْرِ اَهْلِ                : Susunan Idhofah, yaitu mudhof dan mudhof ilaih dan mudhof
ilaih dibaca majrur (kasroh).
اَهْلِهِ                      : Susunan Idhofah, yaitu mudhof dan mudhof ilaih dan mudhof
ilaih dibaca majrur (kasroh). 

0 komentar:

Posting Komentar