BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap yang hidup pasti memiliki sebuah
cita-cita, bahkan kita hidup ini harus memiliki sebuah cita-cita, dengan
cita-cita kita hidup, dengan cita-cita pula kita berambisi. Tetapi cita-cita
tanpa sebuah keyakinan adalah sebuah mimpi belaka.
Cita-cita diiringi dengan keyakinan akan memberikan kita semangat dalam mengejar cita-cita kita itu.
Cita-cita diiringi dengan keyakinan akan memberikan kita semangat dalam mengejar cita-cita kita itu.
Matan “Keyakinan dan Cita-Cita Hidup
Muhammadiyah” diputuskan oleh Tanwir Muhammadiyah tahun 1969 di Ponorogo dalam
rangka melaksanakan amanat Muktamar Muhammadiyah ke 37 tahun 1968 di
Yogyakarta. Kemudian oleh pimpinan pusat Muhammadiyah Matan ini diubah dan
disempurnakan, khususnya pada segi peristilahannya berdasarkan amanat dan kuasa
Tanwir Muhammadiyah tahun 1970.
Maka dari itu makalah kami kali ini akan
mengangkat topik Matan Kehidupan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, agar kita bisa
mengerti bagaimana cita-cita hidup Muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
1. Pengertian
MKCHM
MKCHM
adalah sebuah teks dab putusan resmi persyarikatan yang disahkan oleh sidang
Tanwir. Berisi tentang matan atau teks keyakinan dan cita-cita persyarikatan.
2. Sejarah
Perumusan MKCHM
MKCHM diputuskan oleh sidang Tanwir Muhammadiyah Tahun 1969
di Ponorogo. Keputusan Tersebut dalam rangka melaksanakan amanat Muktamar
Muhammadiyah ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta. Kemudian Matan ini diubah dan
disempurnakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Khususnya dari segi
peristilahan berdasarkan amanat dan kuasa Tanwir Muhammadiyah tahun 1970.
Muktamar ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta bertema Tajdid
Muhammadiyah. Agenda Tajdid Muhammadiyah dalam muktamar tersebut adalah
mengadakan pembaruan dalam berbagai bidang antara lain:
a. Ideologi
(keyakinan dan cita-cita hidup).
b. Khittah
perjuangan.
c. Gerak dan
amal usaha.
d.
Organisasi.
e. Sasaran
(tajdid).
Perlu diketahui bahwa muktamar ini adalah yang pertama kali
digelar memasuki zaman orde baru. Pada waktu itu tokoh-tokoh Muhammadiyah
melakukan semacam muhasabah, otokritik. Dalam muktamar itulah dirasakan
perlu melakukan koreksi total. Salah satu tekad itu adalah tajdid dalam bidang
ideologi. Walhasil, terbentuk salah satu keputusan muktamar yang dikenal dengan
“Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah”.
0 komentar:
Posting Komentar