Cursor Keren

Selasa, 03 Februari 2015

MAKALAH TENTANG SEJARAH INDONESIA



BAB I

A. Ekonomi Jepang
Jepang menyebut Indonesia sebagai : "To Hindo". Indonesia sudah lama diincar oleh Jepang. Melimpahnya sumber daya manusia dan sumber daya alam merupakan alasan utamanya. Hal ini sangat penting karena Jepang memerlukan sumber daya yang banyak untuk mendukung kepentingan perangnya. Pada masa pendudukan Jepang, perekonomian di Indonesia bercorak ekonomi perang. Ciri-cirinya adalah adanya pengaturan, pembatasan, serta penguasaan faktor-faktor produksi oleh pemerintah militer. Pemerintah pendudukan di Indonesia segera mengambil alih seluruh kegiatan ekonomi dan pembangunan.

Pemerintah pendudukan Jepang kemudian mengeluarkan Undang- Undang No. 22 Tahun 1942 yang isinya menyatakan bahwa pemerintah militer mereka (Gunseikan) langsung mengawasi perkebunan. Perkebunan di Indonesia yang tidak mempunyai kaitan dengan perang ditutup. Sebaliknya, perkebunan yang dapat menunjang kegiatan perang mereka seperti karet, teh, gula, jarak, dan kina terus diberdayakan. Komoditas tersebut sangat mendukung Jepang terutama dalam menyiapkan akomodasinya.

Pada bidang perbankan, Jepang melikuidasi bank-bank bekas peninggalan Belanda. Hal ini dilakukan setelah bank-bank tersebut membayar hutang. Jepang kemudian mendirikan bank-bank baru seperti Yokohama Ginko, Taiwan Ginko, Mitsui Ginko, dan Kana Ginko. Jepang juga mengeluarkan uang baru untuk menutup defisit akibat pembangunan di bidang militer mereka. Perekonomian penduduk menjadi lumpuh karena dikorbankan demi alasan semu "Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya". Penduduk dimobilisasi untuk menyerahkan hasil bumi dan juga tenaganya. Akibatnya, penduduk menjadi kekurangan gizi dan kesengsaraan merajalela di berbagai daerah di Indonesia.



B. Kebijakan Ekonomi Pemerintahan Jepang
Dalam menjalankan kebijakan pemerintahannya, pemerintah Jepang berpegang pada tiga prinsip utama. Pertama, mengusahakan agar mendapat dukungan rakyat untuk memenangkan perang dan mempertahankan ketertiban umum. Kedua, memanfaatkan sebanyak mungkin struktur pemerintahan yang sudah ada. Ketiga, meletakkan dasar supaya wilayah yang bersangkutan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri bagi wilayah selatan.1  Oleh karena itu pemerintah Jepang pada awalnya senantiasa berupaya mencapai dan kemudian mempertahankan keadaan yang stabil, jika tidak bisa memulihkan keadaan seperti yang sebelumnya (status quo ante), paling tidak mendekati seperti itu.
Kebijaksanaan Jepang terhadap rakyat Indonesia mempunyai dua prioritas, yaitu menghapus pengaruh-pengaruh Barat di kalangan rakyat Indonesia dan memobilisasi rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang dalam perang Asia Timur Raya. 2
Luasnya daerah pendudukan Jepang, menyebabkan Jepang memerlukan tenaga kerja yang sebanyak-banyaknya untuk membangun sarana pertahanan berupa kubu-kubu pertahanan, lapangan udara darurat, gudang bawah tanah, jalan raya dan jembatan. Tenaga untuk mengerjakan semua itu, diperoleh dari desa-desa di Jawa yang padat penduduknya melalui suatu sistem kerja paksa yang dikenal dengan Romusha. Romusha ini dikoordinir melalui program Kinrohosi atau kerja bakti. Pada awalnya mereka melakukan dengan sukarela, lambat laun karena terdesak perang Pasifik maka pengerahan tenaga diserahkan pada panitia pengerah (Romukyokai) yang ada di setiap desa. Banyak tenaga Romusha yang tidak kembali dalam tugas karena meninggal akibat kondisi kerja yang sangat berat dan tidak diimbangi oleh gizi dan kesehatan yang mencukupi. Kurang lebih 70.000 orang dalam kondisi menyedihkan dan berakhir dengan kematian dari ½ 300.000 tenaga Romusha yang dikirim ke Birma, Muangthai, Vietnam, Malaya dan Serawak.

0 komentar:

Posting Komentar