BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Berbicara tentang bahasa Arab dalam konteks
sejarah tidak bisa lepas dari perjalanan penyebaran agama Islam.Begitu pula sebaliknya,
mengkaji tentang Islam berarti pula mempelajari bahasa Arab sebagai syarat
wajib untuk menguasai isi kandungan al-Qur'an dan al-Hadis sebagai sumber utama agama Islam.
Sejarah mencatat bahwa bahasa Arab mulai menyebar ke luar
jazirah Arabia sejak abad abad ke-7 M. Penyebaran itu meliputi wilayah
Byzantium di utara, Persia di timur, dan Afrika sampai Andalusia di barat.
Hingga pada masa khilafah Islamiyah, bahasa Arab menjadi bahasa resmi yang
dipergunakan untuk sosialisasi agama, budaya, administrasi, dan ilmu
pengetahuan.
Sampai saat ini bahasa
Indonesia (termasuk Melayu) menyerap sangat banyak bahasa Arab ke dalam
perbendaharaannya. Begitu banyak kata yang sumbernya dari bahasa Arab, bahkan
bisa dikatakan bahwa unsur serapan dari bahasa arab termasuk paling dominan
dalam bahasa Indonesia. Sejarah perkembangan bahasa Melayu pada jaman sebelum
kemerdekaan misalnya dapat dijadikan contoh.Awalnya, bahasa Melayu hanya dikuasai
oleh kelompok masyarakat Melayu sendiri. Oleh
karena bahasa Melayu digunakan terus-menerus oleh mereka dalam kegiatan
perdagangan pada waktu itu, maka secara perlahan-lahan orang-orang yang turut
terlibat dalam kegiatan itu dapat memahami dan akhirnya menguasai bahasa
Malayu. Bahasa Melayu kemudian tidak
hanya menjadi milik etnis Melayu, tetapi hampir seluruh nusantara telah
menguasainya.[1][1]
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Masuknya
aksara arab
Arab Pegon (Pego) asalnya berasal dari huruf Arab Hijaiyah,
yang kemudian disesuaikan dengan aksara (abjad) Indonesia (Jawa). Kata pegon
dalam kamus Bausastra mempunyai arti tidak murni Bahasa Jawa.
Huruf Pegon lahir dikalangan pondok pesantren untuk
memaknai atau menerjemahkan kitab – kitab berbahasa Arab kedalam bahasa
Jawa/Indonesia untuk mempermudah penulisannya, karena penulisan Arab dimulai
dari kanan ke kiri begitu pula menulisan Pegon, sedangkan penulisan Latin
dimulai dari kiri ke kanan.
Menurut satu pendapat, penemu huruf Pegon adalah Sunan
Ampel1,
sedangkan menurut pendapat lain Imam Nawawi2 Banten,
hal ini dikuatkan dari sejarah pada masa penjajahan banyak sekali terjadi
penindasan, perampasan hak dan penyiksaan. Maka timbulah “Gerakan Anti
Penjajah”. Pemberontakan terhadap pemerintahan penjajah terjadi dimana – mana,
termasuk didalamnya kaum muslimin sampai – sampai para ‘ulama dan kyai berfatwa
“haram memakai apapun dari penjajah” termasuk tulisannya. Dalam situasi ini,
dengan cerdas Imam Nawawi menyesuaikan bahasa Jawa dengan huruf – huruf Arab
yang dinamakan aksara Pegon (Pego).
Demikianlah sedikit uraian arti, penemu dan latar
belakang ditemukannya aksara Pegon. Selanjutnya akan diuraikan kaidah menulis
dan membaca aksara Pegon yang diambil dari buku “Pakem Tanah Jawa Induk Ramalan
dan Kisah Ekspedisi Syeikh Subakir3 ke
Pulau Jawa” dengan sedikit perubahan. Agar penulisan Pegon kita (para SayThon)
dapat diseragamkan.
0 komentar:
Posting Komentar